Sebanyak 6.724 kali sambaran Petir Melanda wilayah Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, ketika terjadi hujan sejak Kamis (7/12/2017) dini hari pukul 01.00 WIB sampai pagi sekitar pukul 07.00 WIB.
"Puncak sambaran petir terjadi pada Kamis, dini hari, sekitar pukul 02.00 sekitar tiga kali sambaran petir," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Muara Teweh Juli Budi Kisworo melalui Kepala Kelompok Teknisi BMKG Sunardi di Muara Teweh, dilansir Antara.
Hal itu berdasarkan rekaman alat deteksi sambaran petir (lightning detector) yang dimiliki BMKG Muara Teweh saat terjadi hujan dengan intesitas lebat dan angin sedang pada Kamis dini hari.
Alat pendeteksi sambaran petir di Pulau Kalimantan hanya berada di wilayah Kalteng. Alat itu mulai dioperasikan BMKG sejak Agustus 2006 bersama kota lainnya, seperti Palangka Raya dan Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat.
Kabupaten Barito Utara yang berada di pedalaman daerah aliran sungai (DAS) Barito ini merupakan kabupaten di tengah-tengah Pulau Kalimantan sebagai kawasan lintasan angin dan pusat pertemuan awan serta berada di wilayah lintasan garis khatulistiwa.
"Dasar pertimbangan itulah, Kabupaten Barito Utara dilengkapi alat pendeteksi sambaran petir karena potensi petir sangat besar terjadi di daerah ini," kata Sunardi.
Seorang warga Jalan Semoga Indah, Muara Teweh, Firmanson, mengatakan akibat sambaran petir pada Kamis dini hari, lampu listrik PLN di kawasan tempat tinggalnya langsung padam dan baru diperbaiki pagi harinya.
"Sambaran petir ini juga merusak alat internet (Speedy) milik warga lainnya di kawasan tempat tinggal kami," ujarnya.