Spesialis Penangkal Petir Surabaya, Melayani Pemasangan Penangkal Petir Di Area Jawa Timur Khusunya Kota Surabaya Dan Sekitarnya, Harga Terbaik Dan Termurah Serta Bergaransi Dan Di Dukung Dengan Tenaga Ahli.
NETT TEKNIK juga Menyediakan Material Dan kelengkapan Serta Assesories untuk penangkal petir, Seperti : Kabel BC, Kabel NYA, Kabel NYY, Kabel COAXIAL dan Juga Head Air Terminal Penangkal Petir Merk: KURN, GENT, VIKING, THOMAS, LPI GUARDIAN, LPI STORMASTER, Harga Termurah dan bergaransi.
PETIR
Penangkal petir dan anti petir mungkin itu adalah istilah yang sudah salah kaprah dalam bahasa kita, kesan yang ditimbulkan dua istilah ini adalah aman 100% terhadap petir. Benarkah demikian? Kita akan bahas terlebih dahulu apa yang terjadi dalam peristiwa petir. Petir adalah peristiwa alam yang sering terjadi di bumi, terjadinya seringkali mengikuti peristiwa hujan baik air atau es, peristiwa ini dimulai dengan munculnya awan hitam dan lidah api listrik bercahaya terang bergerak merambat terus memanjang kearah bumi bagaikan sulur akar dan kemudian diikuti suara menggelegar dan efeknya akan sangat fatal bila mengenai mahluk hidup.
Dalam peradaban masa lampau, petir kerap digambarkan sebagai wujud kemarahan para dewa. Berbagai mitos yang berkaitan dengan petir pun berkembang dalam peradaban manusia, misalnya Dewa Zeus, Ki Ageng Selo, hingga batu petir yang pernah dimiliki Ponari, si bocah ajaib. Padahal, pada kenyataannya proses terjadinya petir adalah hal yang alami dan logis. Petir merupakan peristiwa lompatan listrik di atmosfer yang mengandung tegangan tinggi. Ilmu pengetahuan modern pun akhirnya berhasil menaklukkan dan bahkan mengendalikan amukan petir dengan menggunakan seperangkat alat anti petir. Perusahaan jasa pemasangan penangkal petirpun telah banyak tersedia, namun tidak semua memberikan pelayanan yang benar-benar berkualitas.
Dalam peradaban masa lampau, petir kerap digambarkan sebagai wujud kemarahan para dewa. Berbagai mitos yang berkaitan dengan petir pun berkembang dalam peradaban manusia, misalnya Dewa Zeus, Ki Ageng Selo, hingga batu petir yang pernah dimiliki Ponari, si bocah ajaib. Padahal, pada kenyataannya proses terjadinya petir adalah hal yang alami dan logis. Petir merupakan peristiwa lompatan listrik di atmosfer yang mengandung tegangan tinggi. Ilmu pengetahuan modern pun akhirnya berhasil menaklukkan dan bahkan mengendalikan amukan petir dengan menggunakan seperangkat alat anti petir. Perusahaan jasa pemasangan penangkal petirpun telah banyak tersedia, namun tidak semua memberikan pelayanan yang benar-benar berkualitas.
Nett Teknik terkenal sebagai jasa pemasangan penangkal petir di wilayah Surabaya - Semarang dan Bali ,serta seluruh Indonesia. Dengan harga yang relatif bersaing, kami sanggup membantu memenuhi kebutuhan Anda untuk instalasi Penangkal Petir. Pengalaman dengan berbagai klien dalam rentang waktu yang cukup lama telah membuktikan kami sebagai yang terdepan dalam bidang ini.
PROSES TERJADINYA PETIR
Terdapat 2 teori yang mendasari proses terjadinya petir :
Terdapat 2 teori yang mendasari proses terjadinya petir :
- Proses Ionisasi
- Proses Gesekan antar awan
A. Proses Ionisasi
Petir terjadi diakibatkan terkumpulnya ion bebas bermuatan negatif dan positif di awan, ion listrik dihasilkan oleh gesekan antar awan dan kejadian ionisasi ini disebabkan oleh perubahan bentuk air mulai dari cair menjadi gas atau sebaliknya, bahkan perubahan padat (es) menjadi cair dan pada tahap pembekuan ini mencapai suhu dibawah 0° yaitu antara -10° sampai -14° celcius. Ion bebas menempati permukaan awan dan bergerak mengikuti angin berhembus, bila awan-awan terkumpul di suatu tempat maka awan bermuatan akan memiliki beda potensial cukup besar untuk menyambar permukaan bumi maka inilah yang disebut petir.
B. Gesekan antar awan
B. Gesekan antar awan
Pada awalnya awan bergerak mengikuti arah angin, selama proses bergeraknya awan ini maka saling bergesekan satu dengan yang lainnya, dari proses ini terlahir electron-electron bebas bermutan negatif yang memenuhi permukaan awan. proses ini bisa digambarkan secara sederhana pada sebuah penggaris plastik yang digosokkan pada rambut maka penggaris ini akan mampu menarik potongan kertas.
Pada suatu saat awan ini akan terkumpul di sebuah kawasan, saat inilah petir dimungkinkan terjadi karena electron-elektron bebas ini saling menguatkan satu dengan lainnya. Sehingga memiliki cukup beda potensial untuk menyambar permukaan bumi. Kedua teori ini mungkin masuk akal meski kejadian sebenarnya masih merupakan sebuah misteri.
PERLINDUNGAN TERHADAP BAHAYA PETIR
PERLINDUNGAN TERHADAP BAHAYA PETIR
Manusia selalu mencoba untuk menjinakkan keganasan alam atau setidaknya menghidarinya, salah satunya adalah sambaran petir dan metode yang pernah dikembangkan :
1. Penangkal Petir Kovensional / Faraday / Frangklin
Kedua ilmuan diatas Faraday dan Frangklin mengetengahkan system yang hampir sama, yakni system penyalur arus listrik dengan menghubungkan antara bagian atas bangunan dan grounding. Sedangkan system perlindungan yang dihasilkan ujung penerima / splitzer adalah sama pada rentang 30 ~ 45͒°. Perbedaannya adalah system yang dikembangkan oleh Faraday bahwa kabel penghantar terletak pada sisi luar bangunan dengan pertimbangan bahwa kabel penghantar juga berfungsi sebagai penerima sambaran, dan bentuknya berupa sangkar elektris atau biasa disebut sangkar Faraday.
2. Penangkal Petir Radio Aktif
Penelitian terus berkembang dan dihasilkan kesimpulan bahwa petir terjadi karena ada muatan listrik di awan dihasilkan oleh proses ionisasi, maka penggagalan proses ionisasi di lakukan dengan cara memakai zat beradiasi, misal Radiun 226 dan Ameresium 241, karena 2 bahan ini mampu menghamburkan ion radiasinya yang bisa menetralkan muatan listrik awan. Sedang manfaat lain adalah hamburan ion radiasi akan menambah muatan pada ujung finial / splitzer dan bila mana awan yang bermuatan besar tidak mampu di netralkan oleh zat radiasi kemudian menyambar, maka akan condong mengenai unit radiasi ini. Keberadaan penangkal petir jenis ini sudah dilarang pemakaiannya, berdasarkan kesepakatan internasional dengan pertimbangan mengurangi pemakaian zat beradiasi dimasyarakat yang disinyalir mempunyai efek negatif pada lingkungan hidup dan kesehatan.
3. Penangkal Petir Elektrostatic
Prinsip kerja penangkal petir Elektrostatik mengadopsi sebagian system penangkal petir radioaktif, yakni menambah muatan pada ujung finial / splitzer agar petir selalu memilih ujung ini untuk disambar. Perbedaan dari sistem radioaktif dan elektrostatik ada pada energi yang dipakai. Untuk penangkal petir radioaktif muatan listrik dihasilkan dari proses hamburan zat beradiasi sedangkan pada penangkal petir elektrostatik energi listrik dihasilkan dari listrik awan yang menginduksi permukaan bumi.
1. Penangkal Petir Kovensional / Faraday / Frangklin
Kedua ilmuan diatas Faraday dan Frangklin mengetengahkan system yang hampir sama, yakni system penyalur arus listrik dengan menghubungkan antara bagian atas bangunan dan grounding. Sedangkan system perlindungan yang dihasilkan ujung penerima / splitzer adalah sama pada rentang 30 ~ 45͒°. Perbedaannya adalah system yang dikembangkan oleh Faraday bahwa kabel penghantar terletak pada sisi luar bangunan dengan pertimbangan bahwa kabel penghantar juga berfungsi sebagai penerima sambaran, dan bentuknya berupa sangkar elektris atau biasa disebut sangkar Faraday.
2. Penangkal Petir Radio Aktif
Penelitian terus berkembang dan dihasilkan kesimpulan bahwa petir terjadi karena ada muatan listrik di awan dihasilkan oleh proses ionisasi, maka penggagalan proses ionisasi di lakukan dengan cara memakai zat beradiasi, misal Radiun 226 dan Ameresium 241, karena 2 bahan ini mampu menghamburkan ion radiasinya yang bisa menetralkan muatan listrik awan. Sedang manfaat lain adalah hamburan ion radiasi akan menambah muatan pada ujung finial / splitzer dan bila mana awan yang bermuatan besar tidak mampu di netralkan oleh zat radiasi kemudian menyambar, maka akan condong mengenai unit radiasi ini. Keberadaan penangkal petir jenis ini sudah dilarang pemakaiannya, berdasarkan kesepakatan internasional dengan pertimbangan mengurangi pemakaian zat beradiasi dimasyarakat yang disinyalir mempunyai efek negatif pada lingkungan hidup dan kesehatan.
3. Penangkal Petir Elektrostatic
Prinsip kerja penangkal petir Elektrostatik mengadopsi sebagian system penangkal petir radioaktif, yakni menambah muatan pada ujung finial / splitzer agar petir selalu memilih ujung ini untuk disambar. Perbedaan dari sistem radioaktif dan elektrostatik ada pada energi yang dipakai. Untuk penangkal petir radioaktif muatan listrik dihasilkan dari proses hamburan zat beradiasi sedangkan pada penangkal petir elektrostatik energi listrik dihasilkan dari listrik awan yang menginduksi permukaan bumi.
4. Penangkal Petir Internal
Selain penangkal petir eksternal, sistem proteksi yang lengkap juga perlu memperhatikan keberadaan. Proteksi petir internal terutama untuk sarana elektronik, komputer, data telekomunikasi, jaringan listrik dan lain-lain. Untuk proteksi jaringan listrik perlu diadakan pemasangan arrester, pemasangan arrester juga harus sesuai dengan kapasitas proteksi yang dibutuhkan.
Proteksi arrester sendiri berfungsi antara lain :
- Melindungi sistem tenaga listrik dan jaringan
- Melindungi alat elektronika dan informasi seperti : komputer, radio / tv, telepon dan PABX
ISTILAH PENANGKAL PETIR & ANTI PETIR
Penangkal petir dan anti petir mungkin itu adalah istilah yang sudah salah kaprah dalam bahasa kita, kesan yang ditimbulkan dua istilah ini adalah aman 100% terhadap petir, akan tetapi kejadiannya tidak demikian. Dalam penanganan bahaya petir memang ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi, bilamana kita ingin solusi/penyelesaian total akan bahaya petir, kita harus melihat faktor - faktor tersebut.
Sambaran tidak langsung pada bangunan yakni ketika sambaran mengenai obyek diluar areal perlindungan dari penangkal petir yang terpasang, kemudian arus petir ini merambat melalui instalasi listrik, kabel data atau apa saja mengarah ke bangunan. Akhirnya hentakan tegangan dan arus merusak unit peralatan listrik / elektronik kita. Masalah ini semakin runyam disaat ini karena banyak peralatan elektronik menggunakan tegangan kerja kecil, DC dan sensitif, khususnya di urusan data transfer.
Maka pada dasarnya pengaman sambaran petir langsung / eksternal penangkal petir bukan membuat posisi kita aman 100% terhadap petir, akan tetapi membuat posisi bangunan kita terhindar dari kerusakan fatal akibat sambaran langsung, serta meminimalisir efek kerusakan pada peralatan elektronik bila ada sambaran menyambar bangunan kita. Mungkin penyalur arus petir adalah istilah tepatnya. penangkal petir masih ada kemungkinan lain yakni sambaran petir tidak langsung, yakni sambaran yang pada dasarnya tidak mengenai lokasi bangunan tetapi mengenai jauh diluar lokasi tetapi lonjakan listriknya merambat masuk ke jaringan instalasi listrik di bangunan dan merusak peralatan elektronik, untuk penanganan sambaran petir tidak langsung dapat digunakan Arrester yakni perangkat yang bisa memotong dan membelokkan lonjakan arus / tegangan petir ke dalam grounding. Pembahasan lebih mendalam tentang penangkal petir, arrester dan penanggulangan bahaya petir silahkan baca ulasan kami yang lain.
Cara Pemasangan Penangkal Petir
Cara pasang penangkal petir haruslah mengikuti prosedur dan standart yang ada, mulai dari besaran kawat penghantar, nilai resistansi grounding dan ketinggian ujung penerima petir. Terdapat beberapa bagian yang harus diselesaikan terlebih dahulu dalam pemasangan penangkal petir.
Pembuatan Grounding
Cara Pemasangan Penangkal Petir
Cara pasang penangkal petir haruslah mengikuti prosedur dan standart yang ada, mulai dari besaran kawat penghantar, nilai resistansi grounding dan ketinggian ujung penerima petir. Terdapat beberapa bagian yang harus diselesaikan terlebih dahulu dalam pemasangan penangkal petir.
Pembuatan Grounding
Grounding sebagai titik akhir pelepasan arus petir harus memiliki kriteria tertentu agar bisa berfungsi dengan baik melepaskan arus petir tersebut sehingga penangkal petir yang dipasang juga dapat bekerja optimal. Salah satunya dilihat dari tekstur tanah dan bahan yang di gunakan untuk membuat grounding tersebut.
Dilihat dari tekstur tanah Grounding yang baik yaitu :
- Tanah yang memiliki kandungan garam tinggi.
- Tanah yang memiliki kandungan air yang tinggi.
- Tanah yang memiliki keasaman yang tinggi.
Dilihat dari bahan yang di gunakan grounding yang baik yaitu grounding yang terbuat dari bahan conductor misalnya tembaga, stainless atau galvanise.
Standart pengukuran grounding yaitu dengan menggunakan alat ukur resistansi tanah, nilai tahanan yang di izinkan yaitu maksmal 5 Ohm.
Untuk kedalaman grounding sendiri untuk setiap wilayah berbeda, ada wilayah yang dengan kedalaman 6 meter sudah baik (sudah memiliki nilai resistansi di bawah 5 Ohm), tetapi ada wilayah tertentu yang sudah dilakukan pengeboran 20 meter bahkan lebih tetapi belum memiliki nilai resistansi yang baik (masih diatas 5 Ohm). Faktor tekstur tanah di ataslah yang sangat berpengaruh terhadap hasil pengeboran tersebut.
Pemasangan Kabel Penangkal Petir
Terdapat beberapa kiat untuk pemilihan jalur kabel, rute terdekat kiat utamanya ”Semakin pendek panjang bentang penghantar maka tahanan bahan akan semakin kecil”.
Pemasangan Kabel Penangkal Petir
Terdapat beberapa kiat untuk pemilihan jalur kabel, rute terdekat kiat utamanya ”Semakin pendek panjang bentang penghantar maka tahanan bahan akan semakin kecil”.
Belokan kabel haruslah dihindari bila membentuk sudut runcing (kurang dari 90⁰) dan bila ada belokan harus membentuk sudut radian (lingkar) agar tidak terjadi side flashing yang bisa menimbulkan aliran liar petir di struktur bangunan.
Standart teknis kabel yang di gunakan adalah minimal 50 mm (SNI) penggunaan kabel lebih dari 50 mm sangat kami sarankan walau agak mahal, bentuk kabel penghantar bisa berbagai macam kawat terpilin atau batang konduktor juga bisa sebagai pilihan.
Pemasangan Ujung Finial Penangkal Petir
Terdapat beberapa teknis penyambungan yang kadang kala sedikit berbeda karena ada perbedaan di pabrikan pembuatnya, tetapi pada pokoknya kabel penghantar haruslah terhubung dengan kuat dan elektris dengan ujung finial.